Kamis, 26 September 2013

5 Tokoh Indonesia "Sukses Tanpa Ijazah"

Keberhasilan tidak dapat diukur dengan ijazah maupun gelar akademis. Kemauan yang kuat, kerja keras, serta ketekunan dapat mengubah jalur nasib siapa saja. Tidak terkecuali 5 tokoh yang popular di Indonesia ini, mereka saat ini jadi inspirasi pada bidangnya masing-masing. Berikut ini adalah daftar tokoh besar di Indonesia yang bisa menggapai kesuksesan tanpa memegang ijazah yang kami rangkum dalam artikel 5 Biografi Tokoh Indonesia Yang Sukses Tanpa Ijazah.
1. Emha Ainun Nadjib
Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal dengan Emha Ainun Nadjib, atau lebih popular dengan panggilan Cak Nun. Dia adalah seorang tokoh budaya dan agamawan kharismatik. Jamaah Maiyah Kenduri Cinta yang didirikannya pada thn 1990-an jadi acara teratur sebagai komunitas untuk bersilahturahmi tentang budaya serta kemanusiaan yang dikemas amat terbuka, ringan, serta dibalut gelar kesenian lintas gender. Beragam pemikirannya pada bidang sosial serta keagamaan telah membuatnya menjadi seorang tokoh intelektual yang bernapas islami. Tetapi siapa sangka jika anak ke-4 dari 15 bersaudara ini putus kuliah saat masih Semester 1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada.
Emha ainun nadjip
Emha ainun nadjip
 
2. Adam Malik
Adam Malik Batubara dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada tanggal 22 Juli 1917 dan wafat di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 5 September 1984 di usia 67 thn. Dia adalah tokoh politik yang punya beberapa jabatan. Jabatan tinggi seperti Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, Ketua DPR, sampai puncak jabatannya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-3 dari thn 1978 hingga 1983 pernah dilakoninya. Adam Malik merupakan anak ke-3 dari 10 bersaudara, lantas meniti pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar, lalu meneruskan di Sekolah Agama Parabek di Bukittinggi, tetapi belum genap 2 tahun ia pulang kampung untuk menolong orang tuanya berdagang. Tekadnya untuk maju serta berbakti pada bangsa Indonesia mendorongnya untuk merantau ke ibukota pada umur 20 thn. Bersama Soemanang, Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, serta Pandu Kartawiguna, ia merupakan pelopor pendirian Kantor Berita Antara.
Adam malik
Adam malik
 
3. Ajip Rosidi
Ajip Rosidi merupakan sastrawan, penulis, budayawan, dosen, pendiri, redaktur beberapa penerbit, serta pendiri dan ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Intinya, dia adalah seorang tokoh besar di Indonesia dalam bidang tulis-menulis. Ajip Rosidi mengawali pendidikannya di Sekolah Rakyat Jatiwangi pada 1950, lantas meneruskan ke SMP Negeri VIII Jakarta pada 1953, dan terakhir di Taman Siswa Jakarta pada 1956. Waktu di SMA tersebut ia menampik untuk turut ikut ujian dikarenakan saat itu beredar kabar bahwa soal-soal ujian bocor. Ajip berkesimpulan kalau orang-orang terlalu menggantungkan hidupnya pada ijazah. “Saya tidak ikut ujian, karena ingin menunjukkan kalau kita dapat hidup tanpa ijazah”. Lalu ia terus menulis, membaca, serta menabung buku hingga beberapa ribu buah buku. Sampai sekarang, Ajip telah pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang. Ia yang tidak mempunyai ijazah SMA pada umur 29 thn diangkat menjadi dosen luar biasa di Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran. Selain itu ia juga menjadi direktur penerbit Dunia Pustaka Jaya, ketua Ikapi Pusat, ketua DKJ, serta selanjutnya pada umur 43 thn menjadi professor tamu di Jepang hingga pensiun.
Ajip rosidi
Ajip rosidi
 
4. Andrie Wongso
Diantara para motivator terkemuka saat ini, Andrie Wongso adalah satu tokoh yang punya pengalaman hidup penuh inspirasi. Anak kedua dari 3 bersaudara ini lahir di sebuah keluarga miskin di Malang. Pada umur 11 thn ketika ia masih kelas 6 SD, Andrie terpaksa putus sekolah dikarenakan sekolah mandarin tempat Andrie kecil sekolah ditutup. Kehidupan masa kecilnya sampai remaja dilewatinya dengan membantu orang tuanya membuat serta berkeliling jualan kue ke beberapa toko serta pasar. Pada umur 22 thn ia merantau ke Jakarta, job awalnya sebagai sales sabun. Selain itu ia juga pernah jadi pelayan toko. Nasibnya berubah waktu melamar sebagai pemain film dan di terima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong dengan kontrak kerja sepanjang 3 thn. Pada 1980, untuk kali pertama Andrie ke luar negeri. Sesudah melalui 3 thn bermain film di Taiwan Andrie tau kalau itu bukan dunianya, lantas ia mengambil keputusan untuk kembali ke Indonesia. Untuk menandai tiap-tiap momen yang sudah dilewati, ia suka menulis kalimat mutiara pada diarinya. Waktu seorang rekan kos mencontek kalimat yang dibuatnya, dari sanalah nampak inspirasi untuk membuat kartu ucapan berisi kalimat mutiara dengan tujuan tak hanya untuk memotivasi diri sendiri, tapi juga untuk memotivasi orang lain melewati kartu ucapan. Dibantu sang kekasih Haryanti Lenny yang saat ini jadi istrinya, mulailah usaha pembuatan kartu dengan merk HARVEST yang di akhirnya menjadikannya raja kartu ucapan. saat ini ia telah jadi motivator populer dan barangkali nomor 1 di Indonesia. Namanya lantas jadi tambah panjang dengan dua gelar tambahan, Andrie Wongso, SDTT, TBS. Asal tau saja, SDTT berarti Sekolah Dasar Tidak Tamat, serta TBS adalah Tapi Bisa Berhasil.
Andrie wongso
Andrie wongso
 
5. Bob Sadino
Kita bisa meilhat Bob Sadino saat ini sebagai seorang entrepreneur berhasil yang kaya raya. Tetapi lika-liku hidupnya dapat memotivasi kita, bahwa apapun yang terjadi, kesalahan apapun yang kita buat, apabila kita sadar serta akan berjuang dari titik nadir, insyaallah dapat meraih yang dimimpikan. Bob lahir di sebuah keluarga yang berkecukupan. Ia merupakan bungsu dari 5 bersaudara. Pada saat orang tuanya meninggal, Bob yang saat itu berusia 19 thn mewarisi semua harta kekayaan keluarga dikarenakan saudara-saudara kandungnya telah dikira hidup mapan. Bob lantas menggunakan beberapa uangnya untuk keliling dunia serta tidak meneruskan kuliah. Didalam perjalanannya, ia berkunjung ke Belanda serta menetap lebih kurang 9 thn. Di Belanda ia bekerja di Djakarta Lylod di Amsterdam serta juga di Hamburg, Jerman. Saat tinggal di Belanda itulah ia bersua dengan belahan jiwanya, Soelami Soejoed. Pada 1967 Bob serta keluarga pulang ke Indonesia. Ia membawa 2 mercedes kepunyaannya. Satu dijual untuk beli sebidang tanah di daerah Kemang, Jakarta Selatan dan satunya lagi ia simpan. Lalu ia mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaan dikarenakan mempunyai kemauan untuk bekerja dengan mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoninya yaitu menyewakan mobil mercedes yang ia punyai dan ia sendiri sebagai sopirnya. Tetapi sayang, satu saat ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan mobilnya rusak. Dikarenakan tidak mempunyai duit untuk memperbaikinya, Bob berpindah pekerjaan jadi tukang batu. Gajinya saat itu cuma Rp. 100. Karena depresi akibat tekanan hidup yang dihadapinya, pada satu hari seorang rekan merekomendasikan Bob memelihara dan melakukan bisnis telur ayam negeri untuk mengurangi depresi. Bob tertarik serta memulai usaha peternakan ayam. Saat itu di Indonesia ayam kampung masih merajai pasar dan Bob-lah yang pertama kali mengenalkan ayam negeri dan telurnya ke Indonesia. Ia jual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Waktu itu cuma beberapa orang serta para ekspatriat yang beli produknya, tetapi seraya telur ayam negeri sudah mulai dikenal, usaha Bob lalu berkembang sampai berhasil seperti saat ini.
Bob sadino
Bob sadino

0 komentar:

Posting Komentar

lazada indonesia