Artikel ini akan bercerita mengenai
perbedaan waktu Jakarta dan London. Lebih suka mengambil perbandingan
kota ke kota alias Jakarta-London dibandingkan dengan Indonesia-UK.
Rasanya membahas perbedaan waktu antara satu kota terhadap kota lainnya
lebih romantis dibandingkan negara ke negara. Untuk informasi, UK hanya
memiliki satu zona waktu, tidak seperti Indonesia yang memiliki tiga
zona waktu.
Artikel ini juga terinspirasi oleh teman
saya di Jakarta yang bertanya perihal perbedaan waktu Jakarta dan
London. Mungkin informasi ini bukan hal yang baru buat yang tinggal di
Eropa atau yang sering berpergian ke Eropa. Tetapi tidak ada salahnya
berbagi cerita untuk yang di Indonesia, tepatnya di Jakarta.
Teman saya pernah bertanya, “berapa sih
perbedaan waktu Jakarta dan London. 7 jam kan? Waktu Jakarta itu kan
GMT+7?”. Yap, benar sekali waktu Jakarta (WIB) itu GMT+7. Namun yang
harus diperhatikan apakah waktu London itu sama dengan GMT. Dari Oktober
sampai dengan Maret (atau dari musim gugur sampai musim dingin), ya
perbedaan waktu Jakarta – London adalah 7 jam mengikuti kaidah GMT+7.
Jadi kalau di Indonesia pukul 8 pagi, maka di London baru jam 1 pagi.
Namun, pada musim semi sampai dengan musim panas (summer) atau
tepatnya dari bulan Maret sampai dengan Oktober, maka perbedaan London –
Jakarta akan mengikuti kaidah GMT+6 atau lebih dikenal dengan masa
British Summer Time (BST). Buat yang pernah dengar Daylight Saving Time,
ini konsep yang sama, hanya saja namanya yang berbeda di UK. BST ini
terjadi tepatnya di hari minggu yang terakhir pada bulan Maret sampai
dengan hari minggu yang terakhir pada bulan Oktober. Adanya sistem BST
membuat perbedaan waktu Jakarta dan London hanya 6 jam. Jadi jika di
Indonesia pukul 8 pagi, maka di London pukul 2 pagi.
Jika teman-teman tertarik memahami lebih
dalam mengenai Daylight Saving Time atau British Summer Time, silakan
melakukan pencarian di Google dengan keywords tersebut. Kita
bisa mengetahui sejarah BST, pro-kontra BST, dan debat-debat terkini
mengenai kebijakan ini. Meskipun waktu mengalami perubahan, namun pada
umum kegiatan rutinitas tidak mengalami penyesuaian. Yang kerja dari
jam9-6 pada waktu GMT juga tetap akan bekerja dari jam9-6 pada waktu
BST. Begitu pula jadwal kereta. Baru akan menjadi masalah jika kita lupa
mengubah waktu pada jam tangan kita. Device yang terhubung via on-line
seperti Blackberry, iPhone, atau laptop akan menyesuaikan secara
otomatis.
Saya sendiri cenderung senang-senang
saja terhadap kebijakan ini. Pada musim semi dan panas, siangnya atau
keadaan tersinari matahari cenderung lebih lama. Asumsikan saja, jika
menggunakan waktu ‘normal’ GMT pada pada musim semi, matahari akan
terbit pukul 6 pagi dan tenggelam pukul 6:30 sore. Dengan pemerintah UK
menganut sistem British Summer Time (BST), maka ‘waktu’ terbit matahari
pada waktu yang sama tersebut otomatis menjadi pukul 7 pagi dan
tenggelam pada pukul 7:30 malam. Jadi jika saya terbiasa bangun pada
pukul 6 pagi, andai tidak menganut sistem BST, maka jam6 matahari sudah
terbit. Bangun tidur saya langsung disambut matahari. Namun, dengan
adanya waktu yang dipercepat, maka ketika saya bangun jam6, matahari
juga masih melek karena baru akan terbit jam7 BST. Sisi lainnya, jika
saya pulang kantor pukul 6:30 sore, andai tidak mengikuti kaidah BST,
sudah pasti ketika saya pulang matahari telah tenggelam. Namun karena
adanya BST, jadi meskipun saya pulang jam 6:30 langit masih cerah dan
saya masih punya waktu jalan-jalan satu jam sebelum matahari tenggelam.
Ya, BST ini memberikan kesempatan untuk orang-orang menikmati siang atau
cahaya matahari lebih lama.
Satu hal yang cukup unik dirasakan
adalah hari dimana waktu berubah dari GMT menjadi BST atau sebaliknya.
Ketika waktu dipercepat (alias masuk British Summer Time), secara
administrasi waktu pada hari berikutnya hanya 23 jam akibat adanya waktu
yang ‘hilang’ a.k.a dipercepat, yang ‘seharusnya’ jam12 malam secara
tiba-tiba menjadi jam1 pagi. Kadang-kadang suka tidak rela menerima
kenyataan bahwa ada satu jam yang ‘hilang’. Satu hari hanya 23 jam
rasanya ada yang kurang. Namun, ketika waktu berubah dari BST ke GMT,
satu hari malah 25 jam. Yang tadinya jam 1 pagi, tiba-tiba ada ‘tambahan
waktu’ sehingga waktu secara otomatis menjadi jam 12 malam lagi. Ya
tambahan ini sebagai ganti waktu yang ‘hilang’ ketika BST datang. Senang
sekali rasanya kalau satu hari bisa 25 jam. ‘Tambahan’ waktu 1 jam
tersebut bisa dialokasikan untuk hal positif lainnya.
Intinya, jangan lupa bahwa perbedaan
waktu Jakarta dan London pada Maret-Oktober adalah 6 jam dan dari
Oktober- Maret, perbedaannya menjadi 7 jam.
Sumber
girinarasoma.com
Makasih infonya, bermanfaat sekali,,,
BalasHapusMantap tips artikel bos..
BalasHapusOh ya bos jika suatu ketika butuh rumah untuk websitenya, ada layanan web hosting unlimited murah. Saya sudah lama hosting disana di unmetered.co.id dan serverdisk.net dan hingga saat ini traffik website masih baik dengan akses unlimited. Makasih...
Trimakasih infonya Admin. Sangat mmbantu bgi pengetahuan saya.
BalasHapusmantap informasinya
BalasHapus