Rizman Adhi Nugraha tidak pernah berpikir dapat melakukan perjalanan
ke luar angkasa. Tetapi, baru-baru ini setelah berkompetisi melawan
lebih dari 100 finalis dari 61 negara, pemuda asal Bangka-Belitung ini
dinobatkan sebagai salah satu dari 24 pemenang kompetisi AXE Apollo
Space Academy di Florida, Amerika Serikat. Sebagai pemenang ia berhak
untuk diberangkatkan ke antariksa pada tahun 2015, dengan XCOR Aerospace
Lynx, sebuah pesawat luar angkasa komersial.
Kemenangannya di Kennedy Space Center, Florida, Rizman masih belum
percaya bahwa ialah yang terpilih sebagai orang Indonesia pertama yang
akan melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Awalnya Rizman tertarik mendaftar karena melihat iklan di salah satu
televisi swasta yang mencari orang Indonesia yang berani berkompetisi
untuk diberangkatkan ke luar angkasa. Ahli komputer berusia 24 tahun ini
mengaku bahwa saat itu mimpinya sederhana saja.
”Saya hanya ingin bisa bertemu dengan artis-artis di iklan tersebut,"
kata Rizman kepada reporter VOA, Vena Dilianasari, baru-baru ini.
Tetapi, ketika namanya masuk ke dalam 40 besar nasional, setelah
disaring dari 82 ribu pendaftar di Indonesia, ambisi Rizman mulai
berubah. Ia mulai bersemangat untuk bisa memenangkan kompetisi ini.
Pada kompetisi tingkat nasional beberapa tes yang harus ditempuhnya
antara lain adalah tes fisik, psikologi, bahasa Inggris, dan beberapa
kegiatan yang menguji keberanian. Tes dan pelatihan selama tiga hari
untuk para kandidat tersebut berhasil dilaluinya dengan baik dan ia pun
terpilih sebagai salah satu dari tiga finalis bersama Abraham Vigrana,
mahasiswa asal Bandung dan Muhammad Sidharta Krisna, seorang dokter asal
Jogjakarta. Mereka kemudian dikirim untuk mengikuti kompetisi tingkat
internasional yang dilaksanakan di Orlando, Florida, Amerika.
Rizman Nugraha dan para finalis AXE Apollo Academy pada saat
melakukan pelatihan di FloridaRizman Nugraha dan para finalis AXE Apollo
Academy pada saat melakukan pelatihan di Florida
“Situasi kompetitif sangat terasa. Peserta dari negara lain badannya lebih besar, tapi saya positif thinking, karena saya yakin kemampuan saya tidak kalah dengan peserta dari negara lain," kenang Rizman ketika pertama kali bertemu dengan para finalis dari berbagai negara.
“Situasi kompetitif sangat terasa. Peserta dari negara lain badannya lebih besar, tapi saya positif thinking, karena saya yakin kemampuan saya tidak kalah dengan peserta dari negara lain," kenang Rizman ketika pertama kali bertemu dengan para finalis dari berbagai negara.
Pesawat terbang yang dinaiki Rizman ketika mengikuti pelatihan di
Florida. Foto/Dok: AXE IndonesiaPesawat terbang yang dinaiki Rizman
ketika mengikuti pelatihan di Florida
Di Florida, para finalis diberikan pelatihan astronot yang menantang
fisik dan mental. Selain tes fisik yang berat, mereka juga ditantang
menjadi co-pilot untuk menerbangkan pesawat tempur SIAI Marchetti SF260.
Pesawat tersebut terbang melebihi kecepatan suara sambil melakukan
gerakan akrobat di udara.
Setelah itu para calon astronot ini juga harus merasakan sensasi
gravitasi nol ketika diangkut dalam pesawat Boeing 727 yang melakukan
gerakan parabola dan akhirnya mengikuti simulasi gaya gravitasi ekstrim
dalam G Force Training.
Kepada VOA, Rizman mengatakan belum pernah melakukan pelatihan fisik
seberat ini. Dalam hal olahraga, ia mengaku hanya terbiasa bermain
futsal seminggu sekali. Tapi ternyata dirinya mampu dan sukses menjalani
semua tes, bahkan sangat menikmati beberapa kegiatan yang menantang
nyali.
Sumber
TribunTimur
0 komentar:
Posting Komentar