Paris - Paris tak hanya punya Menara Eiffel saja. Kota
Mode tersebut juga punya Museum Erotis yang tak pernah sepi dari turis.
Museum ini menampilkan karya-karya seni erotis yang bakal membuat Anda
terkejut dan mengerenyitkan dahi. Penasaran?
Kalau Anda sudah mengunjungi Menara Eiffel atau Museum Louvre di Paris, maka destinasi lainnya yang bisa jadi pilihan adalah Museum Erotis. Museum ini berada di 72 Boulevard Clichy, Paris. Museum dengan tujuh lantai ini bakal memberikan pengalaman tak terlupakan.
Kalau Anda sudah mengunjungi Menara Eiffel atau Museum Louvre di Paris, maka destinasi lainnya yang bisa jadi pilihan adalah Museum Erotis. Museum ini berada di 72 Boulevard Clichy, Paris. Museum dengan tujuh lantai ini bakal memberikan pengalaman tak terlupakan.
Dilirik dari situs resmi
Musee del Erotisme Paris, Jumat (4/10/2013) Museum Erotis adalah
tempatnya berbagai karya seni yang erotis. Mulai dari lukisan, patung,
miniatur-miniatur, hingga dokumenter-dokumenter. Nyatanya, museum ini
selalu dikunjungi rata-rata 10 juta orang per tahunnya.
Ada sembilan ruang pameran yang bisa dikunjungi turis, yang mana empat bersifat permanen dan sisanya adalah ruang pameran yang temporer. Biasanya turis lebih suka mengunjungi empat ruang pameran yang bersifat permanen tersebut dengan masing-masing bertema Brothel, Contemporary Art, Sacred Art, dan Popular Art.
Di Brothel, turis bisa melihat koleksi dokumen, foto, dan gambar tentang kegiatan prostitusi di Paris pada akhir abad ke-19 hingga tahun 1946. Koleksi-koleksi tersebut adalah hasil investigasi dan dokumenter seorang wartawan yang juga menjadi penulis, yang bernama Romi.
Beranjak di Contemporary Art, di sini adalah tempatnya berbagai karya seni dari abad 20 yang berbau seks. Ada kursi dengan ukiran kayu beruwujud penis di bagian tengahnya, patung wanita yang bugil dan mengeluarkan air dari payudara, hingga yang paling aneh adalah kaki bagian kiri wanita yang seolah sedang muncul dari jendela. Kakinya pun berbalut stocking hitam, hanya menggunakan celana dalam, dan memakai sepatu hak tinggi.
Ada sembilan ruang pameran yang bisa dikunjungi turis, yang mana empat bersifat permanen dan sisanya adalah ruang pameran yang temporer. Biasanya turis lebih suka mengunjungi empat ruang pameran yang bersifat permanen tersebut dengan masing-masing bertema Brothel, Contemporary Art, Sacred Art, dan Popular Art.
Di Brothel, turis bisa melihat koleksi dokumen, foto, dan gambar tentang kegiatan prostitusi di Paris pada akhir abad ke-19 hingga tahun 1946. Koleksi-koleksi tersebut adalah hasil investigasi dan dokumenter seorang wartawan yang juga menjadi penulis, yang bernama Romi.
Beranjak di Contemporary Art, di sini adalah tempatnya berbagai karya seni dari abad 20 yang berbau seks. Ada kursi dengan ukiran kayu beruwujud penis di bagian tengahnya, patung wanita yang bugil dan mengeluarkan air dari payudara, hingga yang paling aneh adalah kaki bagian kiri wanita yang seolah sedang muncul dari jendela. Kakinya pun berbalut stocking hitam, hanya menggunakan celana dalam, dan memakai sepatu hak tinggi.
Di bagian Sacred Art,
dijamin Anda bakal geleng-geleng kepala. Di sinilah terdapat banyak
patung dari berbagai negara yang mengambarkan kehidupan seks sejak zaman
prasejarah, seperti replika patung-patung yang dianggap suci, simbol,
lukisan kamasutra, dan ukiran yang juga berbau seks.
Yang paling
mengerenyitkan dahi, mungkin adalah di ruangan Popular Art. Bisa
dibilang, karya seni di sini lebih cabul dari bagian-bagian pameran
lainnya. Di sini ada banyak patung pria wanita dengan posisi intim dan
juga ukiran-ukiran kayu yang menyerupai alat kelamin manusia.
Tujuan dibuatnya Museum Erotis adalah masyarakat tidak tabu terhadap perkembangan seks dari masa ke masa. Untuk masuk ke museum ini, siapkan kocek 8 Euro atau sekitar Rp 125 ribu.
Tujuan dibuatnya Museum Erotis adalah masyarakat tidak tabu terhadap perkembangan seks dari masa ke masa. Untuk masuk ke museum ini, siapkan kocek 8 Euro atau sekitar Rp 125 ribu.
Sumber
http://travel.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar