Jumat, 25 Oktober 2013

Serba-serbi Menarik Tentang Deodoran yang Belum Tentu Anda Tahu

img

Semua manusia berkeringat dan berpotensi memiliki bau badan tak sedap. Untuk mencegahnya, deodoran atau antiperspiran menjadi andalan agar bau badan tidak 'menyerbak' dan mengganggu orang sekitar. Meskipun dipakai hampir semua orang, mungkin hanya sedikit yang tahu serba-serbi soal deodoran. Berikut ini kami rangkum fakta-fakta menarik tentang deodoran yang belum tentu Anda tahu.

1. Deodoran Sudah Dikenal Sejak Zaman Mesir Kuno
Kerajaan Mesir Kuno menemukan metode mandi dengan wewangian dan kerap menggosokkan parfum ke ketiak mereka. Dikutip dari Huffington Post, deodoran bermerek pertama di dunia diciptakan pada 1888 dan diberi nama Mum.

2. Deodoran Membunuh Bakteri
Bau badan sebenarnya bukan berasal dari keringat manusia. Bahkan keringat yang keluar hampir tidak berbau. Faktor yang membuat bau badan tidak sedap adalah bakteri yang bereaksi dengan keringat pada kulit. Fungsi deodoran adalah membunuh bakteri penyebab bau badan.

3. Antiperspiran Tidak Menghentikan Keluarnya Keringat
Saat memakai deodoran berlabel antiperspiran, ketiak tidak akan basah dalam waktu lama. Hal itu terjadi bukan karena produksi keringat berhenti tapi kandungan aluminum di dalam antiperspiran yang mengurangi keluarnya cairan keringat. Tapi organisasi Food and Drug Administration di Amerika hanya memperbolehkan pemakaian aluminum dalam jumlah kecil dan maksimal keringat yang dikurangi hanya 20 persen.

4. Anda Bisa Menjadi Kebal dengan Deodoran
Tubuh ternyata bisa beradaptasi dengan cara antiperspiran dan deodoran bekerja. Dalam pemakaian jangka panjang, tubuh bisa beradaptasi dan mencari cara untuk membuka 'sumbatan' kelenjar keringat yang dibentuk oleh antiperspiran. Cara lainnya, tubuh akan memproduksi lebih banyak keringat dari kelenjar di tempat lain. Bukan hanya ketiak. Maka dari itu disarankan Anda tidak memakai deodoran selama 1-2 minggu atau mengganti merek deodoran setiap enam bulan sekali agar tubuh tidak menjadi resisten atau kebal terhadap produk penghilang bau badan.

5. Produk Deodoran untuk Pria dan Wanita Tidak Berbeda
Pria memang berkeringat lebih banyak daripada wanita. Tapi pembedaan produk deodoran khusus wanita atau pria sebenarnya hanya strategi marketing saja. Deodoran untuk wanita tetap efektif bila digunakan pria, begitu pun sebaliknya. Dalam setidaknya satu nama brand, umumnya menggunakan bahan aktif yang sama dan dalam jumlah sama untuk produk pria dan wanita. Seperti dilaporkan dari Discovery Health, perbedaan sebenarnya hanya terletak di kemasan dan wewangian.

6. Tidak Semua Orang Perlu Pakai Deodoran
Deodoran banyak dipakai orang, tapi tidak semuanya butuh. Beberapa orang ada yang cukup beruntung memiliki gen yang keringatnya sedikit dan tidak berbau. Apakah Anda cenderun bau badan atau tidak, bisa dideteksi lewat kotoran telinga. Jika kotoran telinga berwarna putih, berkerak dan kering maka bisa dibilang Anda 'aman' untuk tidak memakai deodoran. Sementara kotoran telinga yang berwarna lebih gelap, lengket dan cair, mengindikasikan Anda berpotensi bau badan jika tidak rajin menjaga kebersihan tubuh. Alasannya, kotoran telinga yang kering dan berkerak tidak mengandung bakteri yang sama dengan yang berkembang pada ketiak. Sementara pada kotoran yang basah dan lengket, ditemukan adanya bakteri yang sama.




Sumber
wolipop.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar

lazada indonesia