Jakarta -
Penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar mengejutkan khalayak.
Dia diangkut dari rumahnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan
tuduhan menerima suap. Orang pun bertanya-tanya, mengapa hakim dengan
jabatan tinggi seperti Akil bisa tersandung masalah suap? Kecilkah gaji
hakim konstitusi?
Menurut Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva, gaji hakim konstitusi sebenarnya sangat memadai untuk hidup di Jakarta. "Kisaran Rp 50-100 juta. Itu lebih dari cukup untuk hidup mewah," kata Hamdan, seperti ditulis majalah Tempo edisi 7 Oktober 2013. "Untuk hakim yang 'rusak' jumlah gaji tersebut cukup untuk membiayai lima istri, kok, tergantung produktivitas, he-he-he."
Menurut Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva, gaji hakim konstitusi sebenarnya sangat memadai untuk hidup di Jakarta. "Kisaran Rp 50-100 juta. Itu lebih dari cukup untuk hidup mewah," kata Hamdan, seperti ditulis majalah Tempo edisi 7 Oktober 2013. "Untuk hakim yang 'rusak' jumlah gaji tersebut cukup untuk membiayai lima istri, kok, tergantung produktivitas, he-he-he."
Jika rajin, produktivitas tinggi hakim juga bisa dapat tambahan duit lagi. Setiap kali satu perkara diputus, sang hakim bisa menerima uang tambahan Rp 4,5 juta.
Buat hakim konstitusi, tahun 2012-2013 adalah "musim panen". Pada periode itu, intensitas sengketa hasil pemilihan sangat tinggi. "Dalam sehari, kami bisa menyidangkan empat perkara," Hamdan menambahkan.
Akil diduga menerima banyak uang suap. Dari rumahnya, KPK menyita uang Rp 3 miliar. Akil juga dituding menerima uang dari pihak yang berperkara lewat perusahaan yang dikomandani istrinya. Bisnis Istri Akil ini menggarap berbagai bidang dari perkebunan hingga batu bara. Perusahaan berbasis di Pontianak itu, bernama CV Ratu Samagat, diduga menerima uang sekitar Rp 100 miliar. Saat ini KPK sudah memblokir rekening Akil Mochtar.
Sumber
tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar