|
|
Semua manusia berkeringat dan berpotensi memiliki bau badan tak sedap.
Untuk mencegahnya, deodoran atau antiperspiran menjadi andalan agar bau
badan tidak 'menyerbak' dan mengganggu orang sekitar. Meskipun dipakai
hampir semua orang, mungkin hanya sedikit yang tahu serba-serbi soal
deodoran. Berikut ini kami rangkum fakta-fakta menarik tentang deodoran
yang belum tentu Anda tahu.
1. Deodoran Sudah Dikenal Sejak Zaman Mesir Kuno
Kerajaan
Mesir Kuno menemukan metode mandi dengan wewangian dan kerap
menggosokkan parfum ke ketiak mereka. Dikutip dari Huffington Post,
deodoran bermerek pertama di dunia diciptakan pada 1888 dan diberi nama
Mum.
2. Deodoran Membunuh Bakteri
Bau badan
sebenarnya bukan berasal dari keringat manusia. Bahkan keringat yang
keluar hampir tidak berbau. Faktor yang membuat bau badan tidak sedap
adalah bakteri yang bereaksi dengan keringat pada kulit. Fungsi deodoran
adalah membunuh bakteri penyebab bau badan.
3. Antiperspiran Tidak Menghentikan Keluarnya Keringat
Saat
memakai deodoran berlabel antiperspiran, ketiak tidak akan basah dalam
waktu lama. Hal itu terjadi bukan karena produksi keringat berhenti tapi
kandungan aluminum di dalam antiperspiran yang mengurangi keluarnya
cairan keringat. Tapi organisasi Food and Drug Administration di Amerika
hanya memperbolehkan pemakaian aluminum dalam jumlah kecil dan maksimal
keringat yang dikurangi hanya 20 persen.
4. Anda Bisa Menjadi Kebal dengan Deodoran
Tubuh
ternyata bisa beradaptasi dengan cara antiperspiran dan deodoran
bekerja. Dalam pemakaian jangka panjang, tubuh bisa beradaptasi dan
mencari cara untuk membuka 'sumbatan' kelenjar keringat yang dibentuk
oleh antiperspiran. Cara lainnya, tubuh akan memproduksi lebih banyak
keringat dari kelenjar di tempat lain. Bukan hanya ketiak. Maka dari itu
disarankan Anda tidak memakai deodoran selama 1-2 minggu atau mengganti
merek deodoran setiap enam bulan sekali agar tubuh tidak menjadi
resisten atau kebal terhadap produk penghilang bau badan.
5. Produk Deodoran untuk Pria dan Wanita Tidak Berbeda
Pria
memang berkeringat lebih banyak daripada wanita. Tapi pembedaan produk
deodoran khusus wanita atau pria sebenarnya hanya strategi marketing
saja. Deodoran untuk wanita tetap efektif bila digunakan pria, begitu
pun sebaliknya. Dalam setidaknya satu nama brand, umumnya menggunakan
bahan aktif yang sama dan dalam jumlah sama untuk produk pria dan
wanita. Seperti dilaporkan dari Discovery Health, perbedaan sebenarnya
hanya terletak di kemasan dan wewangian.
6. Tidak Semua Orang Perlu Pakai Deodoran
Deodoran
banyak dipakai orang, tapi tidak semuanya butuh. Beberapa orang ada
yang cukup beruntung memiliki gen yang keringatnya sedikit dan tidak
berbau. Apakah Anda cenderun bau badan atau tidak, bisa dideteksi lewat
kotoran telinga. Jika kotoran telinga berwarna putih, berkerak dan
kering maka bisa dibilang Anda 'aman' untuk tidak memakai deodoran.
Sementara kotoran telinga yang berwarna lebih gelap, lengket dan cair,
mengindikasikan Anda berpotensi bau badan jika tidak rajin menjaga
kebersihan tubuh. Alasannya, kotoran telinga yang kering dan berkerak
tidak mengandung bakteri yang sama dengan yang berkembang pada ketiak.
Sementara pada kotoran yang basah dan lengket, ditemukan adanya bakteri
yang sama.
Sumber
wolipop.detik.com