Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore berlanjut melemah 73 poin menjadi Rp12.274, dibanding sebelumnya di posisi Rp12.201 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Jumat,
mengatakan bahwa perlambatan ekonomi domestik masih menjadi perhatian
utama pelaku pasar uang, pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini
diperkirakan sebesar 5,7 persen atau menurun dari ekspektasi sebelumnya
yang sebesar 6,5 persen.
Dari eksternal, lanjut dia, data ekonomi Amerika Serikat yang semakin
baik membuat permintaan pasar terhadap dolar AS semakin kuat.
"Kombinasi penguatan ekonomi AS, ditambah proyeksi perlambatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat posisi rupiah terhadap dolar
semakin tertekan," ujarnya.
Ia mengharapkan Undang-undang mengenai larangan ekspor mineral mentah
dapat memberi sentimen positif bagi perekonomian domestik sehingga
imbasnya akan ke penguatan rupiah.
"Meski akan mengurangi volume ekspor kita, namun diperkirakan hanya
jangka pendek, karena undang-undang itu menyangkut nilai tambah bagi
Indonesia. Jadi, diharapkan akan mendongkrak rupiah juga untuk jangka
panjangnya," kata dia.
Ruly memperkirakan bahwa hingga akhir tahun 2013 rupiah akan bergerak di kisaran Rp12.300-Rp12.400 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini, tercatat
mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.260 dibanding sebelumnya (24/12)
di posisi Rp12.215 per dolar AS.(fr)
Sumber
yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar